Zikir Versus Irwandi (Kejahatan Vs Kebaikan)

Berbagai aksi kekerasan jelang hari H Pemilukada Aceh, 9 April 2012, diduga akibat perseteruan dua kubu kandidat. Zikir versus Irwandi. Haruskah nyawa melayang dan peluru kembali berdesing? Rizki Adhar dan Juli Saidi

Takbir Kelam Yang tersikap juga

Anggota Densus 88 menggerebek lokasi persembunyian dua anggota jaringan bom. Lhong di Desa Limpok, Darussalam, Banda Aceh. Satu orang tewas dan satu lainnya luka kritis. Saatnya sapu bersih. Detasemen Khusus 88 kembali menunjukkan kemampuannya di Aceh.

Foto Kegiatan Kampanye di Aceh Barat bersama Bm2a

Beberapa Foto Kegiatan Kampanye di Aceh Barat bersama Bm2a yang dilaksanakan oleh para mahasiswa muda aceh yang akan melakukan kegiatan kampanye

Topografi Aceh Barat

Wilayah bagian barat Kerajaan Aceh Darussalam mulai dibuka dan dibangun pada abad ke XVI Masehi atas prakarsa Sultan Saidil Mukamil (Sultan Aceh yang hidup antara tahun 1588 - 1604 M).

Sepandai-pandai tupai melompat akhirnya jatuh juga

Mantan Gubernur Aceh dan propaganda Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Irwandi Yusuf mengungkapkan. Kelompok yang melakukan penembakan selama ini di Aceh adalah kelompok Dughok Cs. Juli Saidi dan Rizki Adhar

Jumat, 06 April 2012

Ini Dia Video Debat Kandidat Cabup dan Wacagub Aceh

BANDA ACEH - Debat kandidat gubernur Aceh yang disiarkan secara langsung ke seluruh Indonesia lewat saluran Metro TV malam tadi, Kamis, 5 April 2012, mendapat perhatian khalayak ramai. Bagi anda yang belum sempat menyaksikannya, berikut adalah rekaman videonya yang diunggah di laman Youtube.

Jumat, 30 Maret 2012

Zikir Versus Irwandi (Kejahatan Vs Kebaikan)


Berbagai aksi kekerasan jelang hari H Pemilukada Aceh, 9 April 2012, diduga akibat perseteruan dua kubu kandidat. Zikir versus Irwandi. Haruskah nyawa melayang dan peluru kembali berdesing? Rizki Adhar dan Juli Saidi
ADA yang menarik dari acara teleconference antara anggota DPD-RI dengan Kapolda Aceh Irjen Pol. Iskandar Hasan dan Pangdam Iskandar Muda, Mayjen TNI Adi Mulyono, Rabu, 21 Maret lalu di Mapolda Aceh, Banda Aceh. Simak saja, Pangdam Iskandar Muda, Mayjen Adi Mulyono dengan lugas mengungkapkan. Kerusuhan yang terjadi menjelang Pilkada Aceh akhir-akhir ini, hanya melibatkan dua kubu. Yaitu, kubu Irwandi dan kubu Zaini Abdullah-Muzakir Manaf (ZIKIR). Kata Pangdam, itu disebabkan mereka sebelumnya berada dalam satu badan. Adi Mulyono juga menyatakan, sejak pertama dia bertugas sebagai Pangdam sekitar bulan Oktober 2010 lalu, pihaknya sudah merubah pola pendekatan dengan
masyarakat. “Sekarang kami lebih banyak senyum, sehingga masyarakat sudah menerima kami dengan tangan terbuka,” ujar Pangdam. Menurutnya, tanpa pendekatan yang represif, masyarakat dengan suka rela telah menyerahkan 249 pucuk senjata berbagai jenis dan puluhan ribu amunisi, serta ada 42 bangunan Koramil dan tiga Kodim yang merupakan hasil swadaya dari masyarakat. “Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah jenuh dengan situasi konflik, mereka hanya menginginkan rasa aman,” ujarnya. “Jelang Pilkada ini, kami juga telah melakukan gelar pasukan sebanyak 1200 personil ke seluruh Aceh, yang kami tempatkan di lokasi-lokasi transmigrasi dan lokasi-lokasi yang kami anggap rentan konflik,” tambah Adi Mulyono. “Bahkan prediksi kami, jika salah satu dari mereka kalah maka akan terjadi kerusuhan. Tapi kita berharap hal itu tidak
terjadi, karena selama ini kita sedang melakukan pendekatan-pendekatan kepada pihak mereka, apalagi beberapa waktu lalu mereka telah ikut dalam deklarasi pemilukada damai di Mesjid Raya,” ujarnya.
Syahdan, sejak gendang Pemilukada Aceh ditabuh, berbagai aksi kekerasan muncul. Mulai dari pembakaran baliho, pembakaran mobil tim sukses (timses) hingga penganiayaan pisik. Itu dialami anggota timses dari dua kubu kandidat. Tapi, yang paling banyak menerima apes adalah timses Irwandi Yusuf-Muhyan Yunan.
Seperti yang terjadi, Kamis, 22 Maret 2012 lalu misalnya. Rombongan Timses A Seuramoe Irwandi-Muhyan yang terdiri dari 12 personil dengan mengendarai empat mobil berangkat dari Lhokseumawe menuju Desa Meunasah Dayah, Kecamatan Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara. Tujuannya,  untuk membuka posko baru.
Malam itu, rencananya, Timses Irwandi- Muhyan memang tidak akan membuka posko baru, karena akan dibuka keesokan harinya, Jum’at, 23 Maret 2012. Nah, sekitar pukul 00.00 WIB tengah malam, Jum’at, 23 Maret 2012. Timses Seuramoe memasang spanduk di depan posko barunya. Sebelumnya tidak ada or-
ang Partai Aceh di sana. Beberapa menit kemudian tiba-tiba sebuah mobil Avanza berhenti di depan Seuramoe. Dari dalam mobil tersebut keluar beberapa orang mengeluarkan bendera Partai Aceh untuk di-
pasang, persis di depan posko SeuramoeIrwandi-Muhyan yang baru tadi. Ketika orang tersebut memasang bendera PA, pihak Seuramo mengatakan. “Ini kantor baru Seuramoe. Kami tidak memasang bendera, yang kami pasang spanduk. Jika memasang bendera silahkan disamping kantor.” Tidak lama kemudian sekitar pukul 01.30 WIB dini hari iring-iringan konvoi Satgas Partai Aceh dengan mengendarai sedikitnya 35 mobil berhenti di depan Posko Seuramoe. Mereka keluar dari mobil dan menghampiri Timses Irwandi yang
sedang memasang spanduk. Salah seorang dari Satgas PA tersebut yang dijuluki sebagai Kombet membuka
baretnya dan bertanya kepada Timses Irwandi-Muhyan. “Soe yang han bie peu ek bendera kamoe? (siapa yang melarangbendera kami dipasang).” Belum sempat dijawab Timses Irwandi-Muhyan, salah satu dari Timses Irwandi tersebut dipukul. Kemudian Kombet kembali bertanya dengan nada keras dan menantang. “Ka turi lon? (kau kenal siapa aku?),” tanya kombet kepada Timses Irwandi-Muhyan. Salah satu Timses Seuramoe, Muzakir (32) menjawab. “Lon ku turi droe neuh, kombet ken [saya tahu siapa Anda, kombet
kan],” jawab Muzakir Timses Seuramoe Irwandi-Muhyan. Lalu kombet dengan berang kembali berucap kepada Muzakir. “That jai kah ka peu ek spanduk Seuramoe [sudah cukup banyak kau pasang spanduk
Seuramoe].” Ucapnya sambil menghantam tangan kiri Muzakir dengan HT [Handy Talkie]. Belum hilang lagi rasa sakit tangan bagian kirinya, ratusan anggota Satgas PA lainnya memukul Muzakir dan kedua rekannya Zulfikar serta Iskandar. Sementara sembilan  Timses Seuramoe lainnya yang berada di lokasi kejadian hanya
bisa melihat tanpa berani berkutik karena lawan yang tidak berimbang. Hanya 12 orang melawan seratus lebih Satgas Partai Aceh. Di antara kesembilan Timses Seuramoe yang tidak berani melawan tersebut, salah seorang diantaranya, Martunis [20] yang tubuhnya memang cacat fisik. Dia memilih bersembunyi di belakang
baliho yang bergambarkan Irwandi-Muhyan dengan mengenakan pakaian adat tersenyum sumringah seakan ikut menertawakan keluguan dan ketakutan Martunis pada saat itu. Bahkan ketika dia bersama
rombongan lainnya kembali ke Lhokseumawe, Martunis masih trauma jika melihat atribut Partai Aceh.
Saat pengeroyokan tersebut terjadi, Muzakir berusaha melakukan perlawanan dengan merangkul salah
seorang Satgas PA, lalu dari bagian belakang salah seorang Satgas meni-kam punggung Muzakir dengan se-bilah sangkur tajam sehingga saat itu juga tubuh Muzakir bersimbah darah sementara handphone milik Muzakir yang digenggamnya dirampas Satgas PA. Setelah ditusuk dari belakang Muzakir segera melompat ke arah rawa-rawa yang tak jauh dari lokasi kejadian untuk menyelamatkan diri. Sementara kedua rekan Muzakir, yaitu Zulfikar [23] remuk dikeroyok Satgas PA sedangkan Iskandar [59] salah satu korban yang paling tua dalam rombongan Timses Seuramoe Irwandi-Muhyan pingsan di lokasi kejadian perkara. Saat dalam keadaan pingsan tersebut tubuh dan kepala Iskandar ditendang dan diin-jak-injak dengan sepatu PDL milik Satgas PA tersebut. Setelah puas menghakimi secara brutal, Satgas PA mengakhiri per-lakuan bar-barnya dengan menusuk sebuah roda ban mobil Timses Seuramoe Irwandi-Muhyan hingga pecah dan menendang badan mobil itu. Saat ini, karena dianggap keamanan di rumah sakit kurang. Meski dalam keadaan kurang sehat, Muzakir [32] dan Zulfikar [23] korban pemukulan dan penikaman yang dilakukan Satgas Partai Aceh memi-lih untuk segera pulang ke Seuramoe Ir-wandi-Muhyan, persis di samping Wisma
Selat Malaka, Jalan Medan-Banda Aceh. Seorang lagi Iskandar [59] yang juga salah satu Timses Irwandi-Muhyan hingga kini, Sabtu, 24 Maret 2012 masih terbaring le-mas di Rumah Sakit Kesrem Lhokseu-mawe.
Juru Bicara Partai Aceh Wilayah Aceh Utara, Nasrullah Dahlawi kepada media Pers menjelaskan, penyerangan itu terjadi setelah sejumlah anggota tim pemenangan Irwandi lebih dulu mencabut atribut Partai
Aceh. ”Yang pasti ada yang lebih dulu mencabut atribut Partai Aceh di kawasan itu,” kata Nasrullah, Jum’at, 23 Maret 2012. Menurut Nasrullah, penyerangan itu kemungkinan dilakukan oleh simpatisan Partai Aceh yang baru kembali dari maulid di Kecamatan Tanah Jambo Aye. Mereka mendengar ada simpatisan kandidat lain yang mencabut atribut Partai Aceh. Tapi, pernyataan Nasrullah dibantah Ketua Tim Advokasi Seuramoe Irwandi-Muhyan Wilayah Aceh Utara, Habibilah, Jum’at, 23 Maret 2012. Kepada media pers dia mengatakan. “Kami telah datang terlebih dahulu daripada orang Partai Aceh untuk membuka posko baru. Kami juga tidak mencabut atribut Partai Aceh, itu fit-nah,” kata Habibilah. Dia juga mengomentari ucapan Nas-rullah yang mengatakan penyerangan di-lakukan oleh simpatisan Partai Aceh. “Penyerangan sudah jelas-jelas dilakukoleh Satgas Partai Aceh lengkap dengan baret, atribut dan mobil yang digunakan bergambar Partai Aceh apapula simpatisan Partai Aceh?” kata Habibilah kesal Kapolres Aceh Utara AKBP
Farid BE mengaku sedang menangani kasus pengeroyokan tersebut. “Kami sedang memeriksa sejumlah saksi yang berada di lokasi dan sedang menunggu visum,” kata Farid singkat padat dan jelas. Hanya itukah? Tunggu dulu. Tim Seuramoe Irwandi juga menyebutkan. Anggota tim sukses mereka dihambat oleh oknum
pendukung salah satu kandidat gubernur di Desa Pulo Naleung Kecamatan Peusangan Bireuen. Jumat, 23 Maret 2012. Staf Humas Tim Seuramoe Irwandi-Muhyan, Oki Rahmatna Tiba dalam siaran persnya men-
gungkapkan. Berdasarkan laporan yang diterima pihaknya, oknum tim sukses pasangan  Zikir
dari Partai Aceh menolak dan melarang pemasangan spanduk pasangan Irwandi Yusuf-Muhyan di kawasan desa itu. Menurut Oki, untuk menghindari bentrokan fisik yang berkelanjutan, dan berdasarkan laporan masyarakat terhadap keributan tersebut, anggota Polsek Peusangan dan anggota polisi dari Mapolres Bireuen sudah berada di lokasi. Selain itu, tim Seuramoe menyebutkan, pendukung Partai Aceh juga merusak empat mobil Tim Seuramoe Irwandi di Desa Balee Setui, Kecamatan Peusangan, dan pembakaran satu unit sepeda motor serta pengrusakan Kantor Seuramoe Irwandi-Muhyan di Desa Linggoeng, Kecamatan Jangka Bireuen.
Juru Bicara Komite Peralihan Aceh (KPA) Pusat, Muklis Abee seperti diwartakan situs The acehtraffic.com menjelaskan. Pelarangan pemasangan spanduk tersebut, dikarenakan Tim Sukses Irwandi –Muhyan hendak memasang spanduk di tempat yang sama dengan spanduk pasangan dari Partai Aceh  Zaini –Muzakkir. “Karena tidak mau didengar makanya dikejar oleh “masyarakat” pendukung Zaini Muzakir,” ujar Muklis Abe. Dia menjelaskan, yang melakukan itu adalah pendukung Partai Aceh, bukan anggota Partai Aceh. “Begitu yang saya terima laporan (meunan yang lon terimong laporan). Tapi saya tidak begitu tahu juga karena saya tidak ada ditempat kejadian, karena saya sedang konvoi menuju Langsa,” ujar Muklis Abee. Nah, lepas dari upaya Polres Aceh Utara untuk menyidik kasus ini. Agaknya, pernyataan Pangdam IM, Mayjen TNI Adi
Mulyono, terkait perseteruan dua kubu kandidat calon Gubernur Aceh, Zikir versus Irwandi, kian
mendekati kebenaran.*

Sepandai-pandai tupai melompat akhirnya jatuh juga.


Mantan Gubernur Aceh dan propaganda Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Irwandi Yusuf  mengungkapkan. Kelompok yang melakukan penembakan selama ini di Aceh adalah kelompok Dughok Cs. Juli Saidi dan Rizki Adhar
ABAR itu ada batasnya dan tak selamanya diam berarti emas. Agaknya, pepatah itulah yang kini ingin dibuktikan mantan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, terkait berbagai aksi teror dan penembakan di Aceh.
Entah sudah hilang kesabaran, mantan propaganda GAM yang maju keduakalinya sebagai kandidat Gubernur Aceh ini, terkesan tak kuasa untuk tutup mulut. “Yang melakukan penembakan terhadap Cagee dan para pekerja non Aceh itu kelompok Mayor, Dughok, Ulee Bara, kelompok mereka itu. Ada satu lagi di Aceh Rayeuk, mantan anak buahnya Muharram, yaitu Lem Mun, atau Lem Maimun,” ungkap Irwandi, saat mem-
berikan arahan kepada para juru kampanye Irwandi – Muhyan di Asrama Haji Banda Aceh, Kamis (22/3).
Begitupun, Irwandi mengaku kecewa terhadap kinerja Polda Aceh yang belum mengungkapkan motif penembakan di Aceh yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Menurutnya, polisi telah bermain-main den-
gan kondisi Aceh, padahal taruhannya adalah nyawa. Sebaliknya, Irwandi mengapresiasi kerja
Densus 88 yang berhasil menangkap mereka. Dia yakin, beberapa saat lagi akan terbongkar semuanya. “Sudah datang yang benar sekarang, yaitu Densus 88. Kita lihat sebentar lagi semuanya akan terbongkar,”
kata Irwandi. Dia berpesan kepada anggota Tim Seuramoe Irwandi untuk tidak melakukan pembalasan. “Jangan balas, nanti kita akan menyesal, politik ini hanya agenda semusim, nanti kita akan baikan lagi. Tapi kita sesalkan, kalaupun harus baikan, orang-orang yang sudah hilang nyawanya tidak akan bisa kembali lagi,” tambah Irwandi. Usai penyampaian visi dan misi di Gedung DPRA, kepada wartawan Irwandi Yusuf berpesan kepada Kapolda Aceh untuk lebih berani mengungkapkan berbagaikasus kekerasan di Aceh kepada publik. “Sudah ada tersangka, sudah ada yang ditangkap dan sudah mengaku. Saya minta kepada Kapolda agar berani mengungkap nya secara gamblang,” ujar Irwandi. Dia mengulangi lagi kata-kata “agar berani mengungkapnya” sampai tiga kali. Bak gayung bersambut. Kapolda Aceh, Irjen Polisi Iskandar Hasan menyebutkan. Keenam warga yang ditangkap Densus 88 di dua tempat terpisah. Tiga orang berinisial SKM, MMS dan RM. Mereka diciduk di Desa Meunasah Lhok Kecamatan Lhong Aceh Besar. Mereka kedapatan membawa 5 unit bom rakitan berukuran 50 X 15 Centimeter. “Mereka kedapatan membawa bom itu dalam mobil Daihatszu Terios yang hendak menuju arah barat Banda Aceh,” kata Iskandar Hasan, di Mapolda Aceh, Senin, 12 Maret 2012. Namun, Iskandar Hasan masih belum mau berkomentar banyak terkait penangkapan dan penemuan bom rakitan itu. Kata dia polisi masih menginterogasi pembawa bom rakitan itu. “Belum bisa kita berikan informasi lebih jauh, masih dalam pengembangan,” ujarnya. Sementara itu, tiga orang warga yang juga diduga terlibat aksi teror di Aceh juga ditangkap di Aceh Utara. Mereka masing-masing bernisial US, SL dan DG. “Mereka berhasil kita tangkap atas informasi masyarakat dan masih dalam investigasi gabungan Polda Aceh,” kata Iskandar Hasan. Sumber MODUS ACEH dijajaran intelijen mengungkapkan. Saat ini, Densus 88 Mabes Polri sudah menciduk sejumlah warga Aceh yang diduga sebagai pelaku dan dalang sejumlah aksi kekerasan dan penembakan di daerah ini. Mereka ada yang diringkus di Jakarta, saat hendak terbang ke negeri jiran, Malaysia. Sisanya ditangkap di Medan dan Aceh Utara. “Diduga, sejumlah mantan GAM yang berafiliasi kepada salah satu partai politik,” sebut sumber yang tak
mau ditulis namanya itu. Sementara itu, Harian Waspada terbitan Medan, Sumatera Utara memberitakan. Anggota Densus 88 Mabes Polri, melakukan pengerebekan di kediaman (mess) Mantroek Malek Mahmud, dua pekan lalu. Hasilnya, anggota Densus 88 menemukan sejumlah senjata dan amunisi aktif.
Pengerebekan ini, terkait dengan pengembangan kasus dan informasi yang dilakukan Densus 88, setelah berhasil menciduk sejumlah pelaku aksi kekerasan di Aceh. Salah satunya, Dugok Cs. Sayang, Kapolda Aceh Irjen Pol. Iskandar Hasan, Selasa (20/3) masih bungkam soal adanya operasi Detasemen Khusus Anti Teror 88 Mabes Polri dalam mengamankan Pilkada Aceh. Saat ditanya wartawan terkait masalah itu, Kapolda berusaha menggiring wartawan
untuk mempertanyakan masalah itu ke Direktur Reserse dan Kriminal Kepolisian Daerah Aceh. “Ke Direktur Reserse dan Kriminal Polda Aceh saja, “tutur Iskandar Hasan menanggapi pertanyaan wartawan Waspada, terkait penggerebekan di kediaman Mentro Malek yang dilakukan anggota Densus 88 Mabes Polri di Banda Aceh, pekan lalu. Kabid Humas Polda Aceh Kombes Pol Gustav Leo secara terpisah mengaku tidak mengetahui aksi penggerebekan tersebut. “Saya tidak punya info itu,” kata Gustav melalui pesan SMS. Sementara Juru Bicara Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh, Fachrul Razi Selasa (20/3) menilai pemberitaan tentang penggerebekan di kediaman Mentro Malek adalah kabar bohong. “Sangat disayangkan Waspada menulis berita fiktif terjadi penggerebekan di Mess Mentroe tanpa cross check lebih dahulu, jelas ini melanggar etika jurnalistik,” ungkap Fachrul. Begitupun tulis Harian Waspada, beberapa pejabat menengah di Polda Aceh mengaku mengetahui penggerebekan. Malah menurut mereka, tidak hanya ditemukan senjata, juga menangkap seorang diduga pelaku teror di Aceh. Kepala Densus 88 Antiteror Mabes Polri, Brigjen Tito Karnavian kepada Harian Waspada, Selasa (20/3), mengaku memahami situasi yang saat ini sedang terjadi di Aceh, terkait Pilkada. Ini sejalan dengan maraknya aksi kekerasan seperti penembakan pekerja asalPulau Jawa dan kejahatan lain. Densus 88 Mabes Polri, menurut Tito, telah memberikan seluruh data terkait operasi dalam mengamankan Aceh menjelang Pilkada kepada Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Usman Nasution. Itu sebabnya, Mabes Polri
beberapa waktu lalu mengirim 780 personil Polri termasuk personil Deta semen Khusus Anti Teror 88. Tujuannya, untuk mengamankan Pilkada Aceh termasuk para kandidat yang akan bertarung 9 April mendatang. Masih diwartakan Harian Waspada Medan. Kadiv Humas
Mabes Polri, Irjen Usman Nasution, tidak menampik adanya penggerebekan di kediaman Mentro Malek. “Karena kasusnya masih dikembangkan, saat ini 6 tersangka yang ditangkap itu tadi sudah di bawa ke Jakarta dan masih diselidiki secara intensif,” kata Usman Nasution.
Mantan Kadensus 88 Mabes Polri itu juga tidak mengungkapkan identitas 6 pelaku yang di
duga terlibat dalam aksi penembakan pekerja asal Jawa, kecuali dia mengungkapkan soal Densus 88 dan Polda Aceh telah mengamankan sejumlah bom rakitan. Belakangan, juga seperti diwartakan harian Waspada Medan, Jumat, 23 Maret 2012, Kapolda Aceh Irjen Pol. Iskandar Hasan membantah pemberitaan telah terjadi nya penggerebekan terhadap rumah Meuntro Malek, pemangku Wali Nanggroe di jalan Pemancar beberapa waktu lalu. “Pekan lalu anggota Densus 88 sama sekali tidak sedang bertugas melakukan penggerebekan di rumah Meuntro Malek. Yang ada penangkapan terhadap pelaku tindak pidana penyalahgunaan narkoba atas nama Ismunandar bin M. Yusuf di Mess PT SAI yang lokasinya tidak jauh dari rumah Malek Mahmud,” jelas Kapolda Aceh. Masih menurut  Kapolda, kegiatan yang dilakukan Densus 88 di wilayah Aceh tetap melalui proses pelaporan dan koordinasi dengan Polda Aceh. “Jadi berita penggerebekan rumah Meuntro Malek oleh Densus 88, tidak benar. Begitu juga dengan Brigjen Pol Tito Karnavian yang disebut sebagai
Ka Densus 88, sejak satu tahun lalubeliau sudah bertugas di BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terror-red) dan tidak lagi menjabat Ka Densus 88,” jelasnya.
Menyangkut tersangka teror bom yang ditangkap di dua tempat terpisah, yakni di Lhokseumawe dan Lhoong, Aceh Besar, menurut Kapolda Irjen Pol Iskandar Hasan sudah dibawa ke Mabes Polri untuk penyelidikan dan penyedikan lebih lanjut. “Soal ini saya sudah minta untuk menanyakan ke Dir. Reskrim. Jadi tidak benar juga kalau dikatakan Kapolda bungkam,” tegas Kapolda. *

Takbir Kelam Yang tersikap juga

 
Anggota Densus 88 menggerebek lokasi persembunyian dua anggota jaringan bom. Lhong di Desa Limpok, Darussalam, Banda Aceh. Satu orang tewas dan satu lainnya luka kritis. Saatnya sapu bersih. Detasemen Khusus 88 kembali menunjukkan kemampuannya di Aceh. Kini, mulai menggaruk para pelaku aksi kriminal bersenjata. Sabtu sore (24/3) lalu misalnya. Tim elit Polri ini menggrebek salah satu tempat di kawasan Darussalam, Banda Aceh. Penggrebekan tersebut diduga tertuju pada seseorang yang berinisial M (46), war-
ga Kecamatan Lhoong, Aceh Besar. Diduga, dia salah satu tersangka yang ikut dalam kelompok pemasang bom di Kawasan Gunung Geurute beberapa waktu lalu.Dalam aksi penggrebekan tersebut, kabarnya pasukan Densus 88 sempat melepaskan tembakan dan mengenai M. Akibatnya, tersangka teror tersebut mengalami luka tembak pada pada bagian tangan dan dada. Saat ini korban dirawat di  Rumah Sakit Bhay-
angkara, Lamteumen, Banda Aceh. Sumber MODUS ACEH menyebutkan. Penggerebekan itu dilakukan berdasarkan pengembangan beberapa kasus. Sebelumnya, polisi telah menangkap enam anggota jar-
ngan bom Lhong di dua lokasi terpisah, Sabu (10/3) lalu. Bersama mereka, polisi menyita lima unit bom pipa berdiameter 15 sentimeter dengan panjang 50 sentimeter. “Salah satu pelaku yang ditangkap polisi dalam penggerebekan di Limpok bernama Maimun, warga Lhong, Aceh Besar. Ia mengalami luka tembak di tangan dan dada,” ungkap sumber media ini dari kalangan intelijen. Kepala Bidang Humas Polda Aceh Ko-
misaris Besar Gustav Leo kepada wartawan mengakui adanya kejadian tersebut. “Iya sore tadi,” kata Gustav. Menurutnya, polisi terpaksa melumpuhkan mereka karena berupaya melarikan diri dari sergapan petugas. “Itu ditembaknya di kaki,” sebut Gustav. Ia menduga, salah satu di antara mereka meninggal
akibat pendarahan. Sekedar mengulang. Aksi penembakan yang terjadi di Aceh Utara, Bireun dan Ban-
da Aceh, ternyata mendapat perhatian serius berbagai pihak bahkan aksi penembakan yang belum terindefikasi tersebut dikecam semua pihak. Maklum, aksi yang terjadi itu merupakan olahan dari kelompok-kelompok tertentu yang diduga ikut mencoba dan menganggu perdamaian yang saat ini sedang dijaga bersama di Bumi Serambi Mekkah. Begitupun, Kapolda Aceh Irjen Pol. Iskandar Hasan, Selasa (20/3) masih bungkam soal operasi Detasemen Khusus Anti Teror 88 Mabes Polri dalam mengamankan Pilka-
da Aceh. Saat ditanya wartawan terkait masalah itu, Kapolda berusaha menggiring wartawan untuk mempertanyakan masalah itu ke pihak Direktur Reserse dan Kriminal Kepolisian Daerah Aceh. “Ke Direktur Reserse dan Kriminal Polda Aceh saja, “tutur Iskandar Hasan menanggapi pertanyaan wartawan, pekan lalu di Banda Aceh. Irwandi Yusuf yang mencalonkan diri kembali sebagai Gubernur Aceh meminta pihak kepolisian untuk mengungkap tuntas identitas kelompok yang melakukan teror terhadap kandidat peserta pemilihan 2012. Kata dia, pembukaan identitas kepada publik perlu dilakukan untuk menghentikan gerak langkah para peneror.  Dia menilai, Kepala Polda Aceh Irjen Iskandar Hasan menutupi kasus tersebut. ”Ditakutkan (kalau dibuka) kelompok saya yang menjadi korban akan membalas,” kata Irwandi kepada wartawan usai penyampaian visi dan misi di DPR Aceh, Kamis 22 Maret 2012. Meski meminta polisi membuka identitas pelaku teror itu, Irwandi mengaku mengetahui kelompok yang melakukan teror terhadap kontestan Pilkada, dengan membakar mobil dan melakukan penembakan.  Namun ia tidak menyebutkan kelompok yang dimaksud. ”Kita sudah tahu siapa pelakunya. Kita tidak membalas,” ujarnya. Untuk itu, Irwandi meminta kepada Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Timur Pradopo, agar membuka identitas kelompok tersebut kepada publik. Namun, pekan lalu, Kepala Divisi Humas Polda Aceh Komisaris Besar Gustav Leo menyebutkan, polisi akan mengekspos kasus teror yang terjadi selama ini seusai pelaksanaan pemilihan kepala daerah. Termasuk, identitas enam orang yang diduga merencanakan peledakan
di kawasan pantai Barat Aceh. Hal ini disimpulkan polisi setelah menangkap tiga orang di Meunasah Lhok, Kecamatan Lhong, Aceh Besar, Sabtu 10 Maret 2012 dinihari. Bersama mereka, ikut disita lima bom
pipa berukuran 50 sentimeter dengan diam meter 15 sentimeter. Pada saat bersamaan, polisi juga menangkap tiga orang warga di Aceh Utara. Polisi menyimpulkan, keenam warga yang ditangkap itu saling berkaitan.
Irwandi menyebutkan, jika polisi tidak segera mengungkap identitas pelaku, dikhawatirkan kekerasan menjelang Pilkada akan semakin marak.  “Jangan sembunyikan fakta. Kalau ditahan-tahan, tidak dibuka ke umum, pelaku akan merasa terlindungi dan mengulangi perbuatannya,” kata Irwandi Yusuf.*

Pilkada Damai Tercemari Oleh Oknum-Oknum yang tidak bertanggung jawab

Tiga Orang Masuk Rumah Sakit 
Pemilik Cabut Stiker dari Mobil

LHOKSEUMAWE - Puluhan tim sukses (timses) Irwandi Yusuf/Muhyan Yunan, cagub/cawagub Aceh dari jalur independen, dilempari batu, tanah liat, telur, dan buah-buahan oleh ratusan massa Partai Aceh (PA) ketika berpapasan di jalan kawasan Batuphat, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe, saat sama-sama hendak menghadiri kampanye,  Kamis (29/3) sekitar pukul 14.00 WIB.

Aksi pelemparan dan penghadangan kembali terulang terhadap timses Irwandi/Muhyan sekitar pukul 19.00 WIB di kawasan Teupin Punti, Kecamatan Syamtalira Aron, Aceh Utara, ketika massa PA dan Irwandi berpapasan lagi saat pulang kampanye.

Akibat kejadian malam itu, tiga orang timses Irwandi/Muhyan terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit TNI AD di Lhokseumawe untuk mendapat perawatan medis karena kepala dan muka mereka kena lemparan batu. Para korban adalah Mukhlisuddin (33), warga Batuphat Timur, Kecamatan Muara Satu, Lhokseumawe, Rusli Ibrahim (34), warga Krueng Mane, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara. Korban lainnya adalah Syamsuddin (26), warga Desa Batuphat yang hingga pukul 21.30 WIB tadi malam, masih dirawat intensif di rumah sakit tersebut.

Lari kucar-kacir
Awalnya, pada siang hari, ratusan massa PA dengan konvoi mobil menuju kawasan Krueng Geukueh untuk menghadiri kampanye pasangan Muhammad Thaib dan M Jamil, cabup/cawabup Aceh Utara. Sedangkan massa Irwandi dari arah barat menuju kawasan Landing juga hendak menghadiri kampanye.

Massa Irwandi yang mayoritas kaum hawa dan duduk di mobil pikap sempat kucar-kacir ketika sampai ke kawasan Panggoi–Batuphat Timur, ketika massa PA melempari mereka dengan botol berisi air mineral, telur, dan buah-buahan. Bahkan karena takut dilempar, timses Irwandi terpaksa mencopot stiker di sejumlah mobil tim, supaya massa dari Partai Aceh tidak lagi melempar mereka.

Informasi lain yang diterima Serambi, pelemparan tahap dua kembali terjadi di kawasan Teupin Punti. Beruntung, ketika itu polisi langsung tiba di lokasi dan polisi kemudian melakukan pengawalan sepanjang jalan nasional di wilayah hukumnya.

Amatan Serambi, ratusan massa Irwandi berdiri di pinggir jalan nasional depan Hotel Lido Graha, Cunda, Lhokseumawe dikawal oleh sejumlah aparat Polres Lhokseumawe yang bersenjata lengkap, dipimpin Kasat Intel AKP Ade Adriansyah. Aparat Satlantas Polres Lhokseumawe juga mengawal pergerakan massa Irwandi. Soalnya, mereka tidak berani lagi melanjutkan konvoi kendaraan ke lokasi kampanye Irwandi di kawasan Landing, Kecamatan Tanah Luas, Aceh Utara.

Namun, setelah dikawal aparat Sat Intel Polres Lhokseumawe barulah massa dan timses Irwandi menuju lokasi kampanye. “Bagian lampu depan mobil timses kami hancur terkena lemparan batu,” kata Zulkarnaini, Ketua Timses Irwandi di Kecamatan Nisam kepada Serambi kemarin.

Menurut Zulkarnaini, massa PA melempar mereka dengan batu, tanah liat, telur, dan botol berisi air mineral. Bahkan Ilyas Husen mendadak menghentikan mobilnya, karena mangga yang dilemparkan massa PA mengenai matanya. “Supaya mereka tidak melempar lagi, terpaksa stiker di mobil kami copot sementara sampai mereka berlalu dari hadapan kami,” katanya.

Tak mungkin

Juru Bicara PA Wilayah Samudera Pasai, Nasrullah Dahlawy yang ditanyai Serambi mengenai kejadian itu mengatakan ia belum menerima laporan tentang adanya pelemparan yang dilakukan massa PA terhadap massa Irwandi/Muhyan. “Hal itu tidak mungkin dilakukan massa PA, karena massa PA juga sangat menghargai massa dari partai dan kandidat lain,” ujarnya.

Di sisi lain diakuinya, memang kemarin ada massa PA yang datang dari kawasan timur ke kawasan Krueng Geukueh untuk mendengar kampanye pasangan cabup/wacabup Aceh Utara. “Tapi saya belum mendapat informasi tentang adanya pelemparan itu,” kata Nasrullah.

Rabu, 28 Maret 2012

Foto Kegiatan Kampanye di Aceh Barat bersama Bm2a


Kegiatan Kampanye di Samatiga

Ibu masytah ali JURKAM PROPINSI IRWANDI MUHYAN.... mantan ajudan presiden mega wati, dan eks juru runding GAM, Teurimoeng geunaseh. ka neutem saweu dan neu jak u kabupaten aceh barat.