Jumat, 30 Maret 2012

Sepandai-pandai tupai melompat akhirnya jatuh juga.


Mantan Gubernur Aceh dan propaganda Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Irwandi Yusuf  mengungkapkan. Kelompok yang melakukan penembakan selama ini di Aceh adalah kelompok Dughok Cs. Juli Saidi dan Rizki Adhar
ABAR itu ada batasnya dan tak selamanya diam berarti emas. Agaknya, pepatah itulah yang kini ingin dibuktikan mantan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, terkait berbagai aksi teror dan penembakan di Aceh.
Entah sudah hilang kesabaran, mantan propaganda GAM yang maju keduakalinya sebagai kandidat Gubernur Aceh ini, terkesan tak kuasa untuk tutup mulut. “Yang melakukan penembakan terhadap Cagee dan para pekerja non Aceh itu kelompok Mayor, Dughok, Ulee Bara, kelompok mereka itu. Ada satu lagi di Aceh Rayeuk, mantan anak buahnya Muharram, yaitu Lem Mun, atau Lem Maimun,” ungkap Irwandi, saat mem-
berikan arahan kepada para juru kampanye Irwandi – Muhyan di Asrama Haji Banda Aceh, Kamis (22/3).
Begitupun, Irwandi mengaku kecewa terhadap kinerja Polda Aceh yang belum mengungkapkan motif penembakan di Aceh yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Menurutnya, polisi telah bermain-main den-
gan kondisi Aceh, padahal taruhannya adalah nyawa. Sebaliknya, Irwandi mengapresiasi kerja
Densus 88 yang berhasil menangkap mereka. Dia yakin, beberapa saat lagi akan terbongkar semuanya. “Sudah datang yang benar sekarang, yaitu Densus 88. Kita lihat sebentar lagi semuanya akan terbongkar,”
kata Irwandi. Dia berpesan kepada anggota Tim Seuramoe Irwandi untuk tidak melakukan pembalasan. “Jangan balas, nanti kita akan menyesal, politik ini hanya agenda semusim, nanti kita akan baikan lagi. Tapi kita sesalkan, kalaupun harus baikan, orang-orang yang sudah hilang nyawanya tidak akan bisa kembali lagi,” tambah Irwandi. Usai penyampaian visi dan misi di Gedung DPRA, kepada wartawan Irwandi Yusuf berpesan kepada Kapolda Aceh untuk lebih berani mengungkapkan berbagaikasus kekerasan di Aceh kepada publik. “Sudah ada tersangka, sudah ada yang ditangkap dan sudah mengaku. Saya minta kepada Kapolda agar berani mengungkap nya secara gamblang,” ujar Irwandi. Dia mengulangi lagi kata-kata “agar berani mengungkapnya” sampai tiga kali. Bak gayung bersambut. Kapolda Aceh, Irjen Polisi Iskandar Hasan menyebutkan. Keenam warga yang ditangkap Densus 88 di dua tempat terpisah. Tiga orang berinisial SKM, MMS dan RM. Mereka diciduk di Desa Meunasah Lhok Kecamatan Lhong Aceh Besar. Mereka kedapatan membawa 5 unit bom rakitan berukuran 50 X 15 Centimeter. “Mereka kedapatan membawa bom itu dalam mobil Daihatszu Terios yang hendak menuju arah barat Banda Aceh,” kata Iskandar Hasan, di Mapolda Aceh, Senin, 12 Maret 2012. Namun, Iskandar Hasan masih belum mau berkomentar banyak terkait penangkapan dan penemuan bom rakitan itu. Kata dia polisi masih menginterogasi pembawa bom rakitan itu. “Belum bisa kita berikan informasi lebih jauh, masih dalam pengembangan,” ujarnya. Sementara itu, tiga orang warga yang juga diduga terlibat aksi teror di Aceh juga ditangkap di Aceh Utara. Mereka masing-masing bernisial US, SL dan DG. “Mereka berhasil kita tangkap atas informasi masyarakat dan masih dalam investigasi gabungan Polda Aceh,” kata Iskandar Hasan. Sumber MODUS ACEH dijajaran intelijen mengungkapkan. Saat ini, Densus 88 Mabes Polri sudah menciduk sejumlah warga Aceh yang diduga sebagai pelaku dan dalang sejumlah aksi kekerasan dan penembakan di daerah ini. Mereka ada yang diringkus di Jakarta, saat hendak terbang ke negeri jiran, Malaysia. Sisanya ditangkap di Medan dan Aceh Utara. “Diduga, sejumlah mantan GAM yang berafiliasi kepada salah satu partai politik,” sebut sumber yang tak
mau ditulis namanya itu. Sementara itu, Harian Waspada terbitan Medan, Sumatera Utara memberitakan. Anggota Densus 88 Mabes Polri, melakukan pengerebekan di kediaman (mess) Mantroek Malek Mahmud, dua pekan lalu. Hasilnya, anggota Densus 88 menemukan sejumlah senjata dan amunisi aktif.
Pengerebekan ini, terkait dengan pengembangan kasus dan informasi yang dilakukan Densus 88, setelah berhasil menciduk sejumlah pelaku aksi kekerasan di Aceh. Salah satunya, Dugok Cs. Sayang, Kapolda Aceh Irjen Pol. Iskandar Hasan, Selasa (20/3) masih bungkam soal adanya operasi Detasemen Khusus Anti Teror 88 Mabes Polri dalam mengamankan Pilkada Aceh. Saat ditanya wartawan terkait masalah itu, Kapolda berusaha menggiring wartawan
untuk mempertanyakan masalah itu ke Direktur Reserse dan Kriminal Kepolisian Daerah Aceh. “Ke Direktur Reserse dan Kriminal Polda Aceh saja, “tutur Iskandar Hasan menanggapi pertanyaan wartawan Waspada, terkait penggerebekan di kediaman Mentro Malek yang dilakukan anggota Densus 88 Mabes Polri di Banda Aceh, pekan lalu. Kabid Humas Polda Aceh Kombes Pol Gustav Leo secara terpisah mengaku tidak mengetahui aksi penggerebekan tersebut. “Saya tidak punya info itu,” kata Gustav melalui pesan SMS. Sementara Juru Bicara Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh, Fachrul Razi Selasa (20/3) menilai pemberitaan tentang penggerebekan di kediaman Mentro Malek adalah kabar bohong. “Sangat disayangkan Waspada menulis berita fiktif terjadi penggerebekan di Mess Mentroe tanpa cross check lebih dahulu, jelas ini melanggar etika jurnalistik,” ungkap Fachrul. Begitupun tulis Harian Waspada, beberapa pejabat menengah di Polda Aceh mengaku mengetahui penggerebekan. Malah menurut mereka, tidak hanya ditemukan senjata, juga menangkap seorang diduga pelaku teror di Aceh. Kepala Densus 88 Antiteror Mabes Polri, Brigjen Tito Karnavian kepada Harian Waspada, Selasa (20/3), mengaku memahami situasi yang saat ini sedang terjadi di Aceh, terkait Pilkada. Ini sejalan dengan maraknya aksi kekerasan seperti penembakan pekerja asalPulau Jawa dan kejahatan lain. Densus 88 Mabes Polri, menurut Tito, telah memberikan seluruh data terkait operasi dalam mengamankan Aceh menjelang Pilkada kepada Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Usman Nasution. Itu sebabnya, Mabes Polri
beberapa waktu lalu mengirim 780 personil Polri termasuk personil Deta semen Khusus Anti Teror 88. Tujuannya, untuk mengamankan Pilkada Aceh termasuk para kandidat yang akan bertarung 9 April mendatang. Masih diwartakan Harian Waspada Medan. Kadiv Humas
Mabes Polri, Irjen Usman Nasution, tidak menampik adanya penggerebekan di kediaman Mentro Malek. “Karena kasusnya masih dikembangkan, saat ini 6 tersangka yang ditangkap itu tadi sudah di bawa ke Jakarta dan masih diselidiki secara intensif,” kata Usman Nasution.
Mantan Kadensus 88 Mabes Polri itu juga tidak mengungkapkan identitas 6 pelaku yang di
duga terlibat dalam aksi penembakan pekerja asal Jawa, kecuali dia mengungkapkan soal Densus 88 dan Polda Aceh telah mengamankan sejumlah bom rakitan. Belakangan, juga seperti diwartakan harian Waspada Medan, Jumat, 23 Maret 2012, Kapolda Aceh Irjen Pol. Iskandar Hasan membantah pemberitaan telah terjadi nya penggerebekan terhadap rumah Meuntro Malek, pemangku Wali Nanggroe di jalan Pemancar beberapa waktu lalu. “Pekan lalu anggota Densus 88 sama sekali tidak sedang bertugas melakukan penggerebekan di rumah Meuntro Malek. Yang ada penangkapan terhadap pelaku tindak pidana penyalahgunaan narkoba atas nama Ismunandar bin M. Yusuf di Mess PT SAI yang lokasinya tidak jauh dari rumah Malek Mahmud,” jelas Kapolda Aceh. Masih menurut  Kapolda, kegiatan yang dilakukan Densus 88 di wilayah Aceh tetap melalui proses pelaporan dan koordinasi dengan Polda Aceh. “Jadi berita penggerebekan rumah Meuntro Malek oleh Densus 88, tidak benar. Begitu juga dengan Brigjen Pol Tito Karnavian yang disebut sebagai
Ka Densus 88, sejak satu tahun lalubeliau sudah bertugas di BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terror-red) dan tidak lagi menjabat Ka Densus 88,” jelasnya.
Menyangkut tersangka teror bom yang ditangkap di dua tempat terpisah, yakni di Lhokseumawe dan Lhoong, Aceh Besar, menurut Kapolda Irjen Pol Iskandar Hasan sudah dibawa ke Mabes Polri untuk penyelidikan dan penyedikan lebih lanjut. “Soal ini saya sudah minta untuk menanyakan ke Dir. Reskrim. Jadi tidak benar juga kalau dikatakan Kapolda bungkam,” tegas Kapolda. *

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan anda berkomentar di bawah ini untuk kemajuan Bm2a Aceh Barat, Terima Kasih :