Jumat, 30 Maret 2012

Takbir Kelam Yang tersikap juga

 
Anggota Densus 88 menggerebek lokasi persembunyian dua anggota jaringan bom. Lhong di Desa Limpok, Darussalam, Banda Aceh. Satu orang tewas dan satu lainnya luka kritis. Saatnya sapu bersih. Detasemen Khusus 88 kembali menunjukkan kemampuannya di Aceh. Kini, mulai menggaruk para pelaku aksi kriminal bersenjata. Sabtu sore (24/3) lalu misalnya. Tim elit Polri ini menggrebek salah satu tempat di kawasan Darussalam, Banda Aceh. Penggrebekan tersebut diduga tertuju pada seseorang yang berinisial M (46), war-
ga Kecamatan Lhoong, Aceh Besar. Diduga, dia salah satu tersangka yang ikut dalam kelompok pemasang bom di Kawasan Gunung Geurute beberapa waktu lalu.Dalam aksi penggrebekan tersebut, kabarnya pasukan Densus 88 sempat melepaskan tembakan dan mengenai M. Akibatnya, tersangka teror tersebut mengalami luka tembak pada pada bagian tangan dan dada. Saat ini korban dirawat di  Rumah Sakit Bhay-
angkara, Lamteumen, Banda Aceh. Sumber MODUS ACEH menyebutkan. Penggerebekan itu dilakukan berdasarkan pengembangan beberapa kasus. Sebelumnya, polisi telah menangkap enam anggota jar-
ngan bom Lhong di dua lokasi terpisah, Sabu (10/3) lalu. Bersama mereka, polisi menyita lima unit bom pipa berdiameter 15 sentimeter dengan panjang 50 sentimeter. “Salah satu pelaku yang ditangkap polisi dalam penggerebekan di Limpok bernama Maimun, warga Lhong, Aceh Besar. Ia mengalami luka tembak di tangan dan dada,” ungkap sumber media ini dari kalangan intelijen. Kepala Bidang Humas Polda Aceh Ko-
misaris Besar Gustav Leo kepada wartawan mengakui adanya kejadian tersebut. “Iya sore tadi,” kata Gustav. Menurutnya, polisi terpaksa melumpuhkan mereka karena berupaya melarikan diri dari sergapan petugas. “Itu ditembaknya di kaki,” sebut Gustav. Ia menduga, salah satu di antara mereka meninggal
akibat pendarahan. Sekedar mengulang. Aksi penembakan yang terjadi di Aceh Utara, Bireun dan Ban-
da Aceh, ternyata mendapat perhatian serius berbagai pihak bahkan aksi penembakan yang belum terindefikasi tersebut dikecam semua pihak. Maklum, aksi yang terjadi itu merupakan olahan dari kelompok-kelompok tertentu yang diduga ikut mencoba dan menganggu perdamaian yang saat ini sedang dijaga bersama di Bumi Serambi Mekkah. Begitupun, Kapolda Aceh Irjen Pol. Iskandar Hasan, Selasa (20/3) masih bungkam soal operasi Detasemen Khusus Anti Teror 88 Mabes Polri dalam mengamankan Pilka-
da Aceh. Saat ditanya wartawan terkait masalah itu, Kapolda berusaha menggiring wartawan untuk mempertanyakan masalah itu ke pihak Direktur Reserse dan Kriminal Kepolisian Daerah Aceh. “Ke Direktur Reserse dan Kriminal Polda Aceh saja, “tutur Iskandar Hasan menanggapi pertanyaan wartawan, pekan lalu di Banda Aceh. Irwandi Yusuf yang mencalonkan diri kembali sebagai Gubernur Aceh meminta pihak kepolisian untuk mengungkap tuntas identitas kelompok yang melakukan teror terhadap kandidat peserta pemilihan 2012. Kata dia, pembukaan identitas kepada publik perlu dilakukan untuk menghentikan gerak langkah para peneror.  Dia menilai, Kepala Polda Aceh Irjen Iskandar Hasan menutupi kasus tersebut. ”Ditakutkan (kalau dibuka) kelompok saya yang menjadi korban akan membalas,” kata Irwandi kepada wartawan usai penyampaian visi dan misi di DPR Aceh, Kamis 22 Maret 2012. Meski meminta polisi membuka identitas pelaku teror itu, Irwandi mengaku mengetahui kelompok yang melakukan teror terhadap kontestan Pilkada, dengan membakar mobil dan melakukan penembakan.  Namun ia tidak menyebutkan kelompok yang dimaksud. ”Kita sudah tahu siapa pelakunya. Kita tidak membalas,” ujarnya. Untuk itu, Irwandi meminta kepada Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Timur Pradopo, agar membuka identitas kelompok tersebut kepada publik. Namun, pekan lalu, Kepala Divisi Humas Polda Aceh Komisaris Besar Gustav Leo menyebutkan, polisi akan mengekspos kasus teror yang terjadi selama ini seusai pelaksanaan pemilihan kepala daerah. Termasuk, identitas enam orang yang diduga merencanakan peledakan
di kawasan pantai Barat Aceh. Hal ini disimpulkan polisi setelah menangkap tiga orang di Meunasah Lhok, Kecamatan Lhong, Aceh Besar, Sabtu 10 Maret 2012 dinihari. Bersama mereka, ikut disita lima bom
pipa berukuran 50 sentimeter dengan diam meter 15 sentimeter. Pada saat bersamaan, polisi juga menangkap tiga orang warga di Aceh Utara. Polisi menyimpulkan, keenam warga yang ditangkap itu saling berkaitan.
Irwandi menyebutkan, jika polisi tidak segera mengungkap identitas pelaku, dikhawatirkan kekerasan menjelang Pilkada akan semakin marak.  “Jangan sembunyikan fakta. Kalau ditahan-tahan, tidak dibuka ke umum, pelaku akan merasa terlindungi dan mengulangi perbuatannya,” kata Irwandi Yusuf.*

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan anda berkomentar di bawah ini untuk kemajuan Bm2a Aceh Barat, Terima Kasih :